JENIS-JENIS KEPUTUSAN INVESTASI MODAL
0
Keputusan investasi modal (capital investmen decisions)
berkaitan dengan proses perencanaan, penetapan tujuan, dan prioritas,
pengaturan pendanaan, dan penggunaan kriteria tertentu untuk memilih
aktiva jangka panjang. Karena keputusan investasi modal menmpatkan
sebagian sumber daya perusahaan pada resiko, sehingga keputusan
investasi modal adalah keputusan yang amat penting yang diambil oleh
para manajer.
Proses pengambilan keputusan investasi modal sering kali desebut sebagai penganggaran modal (capital budgeting). Jenis dari pengaggaran modal itu sendiri ada dua, yaitu;
a. Proyek Independen (Independent project)
Adalah
proyek investasi modal yang tidak berkaitan satu dengan yang lainnya.
Jadi apabila ada proyek yang diterima atau ditolak tidak akan
berpengaruh terhadap protek yang lainnya.
b. Proyek Saling Eksklusif (Mutualy exclusive project)
Proyek
ini mengharuskan perusahaan untuk memilih salah satu alternatif yang
saling bersaing untuk menyediakan jasa dasar yang sama. Penerimaan salah
satu protek akan menghalangi proyek lainnya.
Keputusan investasi modal sering kali berkaitan dengan masalah investasi dalam aktiva modal jangka panjang. Pada
umumnya investasi modal yang baik akan menghasilkan kembali modal awal
sepanjang umurnya dan pada saat yang sama menghasilkan pengembalian yang
cukup atas investasi awal. Jadi salah satu tugas manajer adalah
memutuskan apakah suatu investasi modal akan menghasilkan kembali sumber
daya awalnya atau tidak, dan memberikan pengembalian yang wajar. Dengan
membuat penilaian ini, seorang manajer dapat memutuskan diterima
tidaknya proyek-proyek independen dan membandingakan proyek-proyek yang
saling bersaing berdasarkan keunggulan ekonomisnya.
Untuk
membuat keputusan investasi modal, seorang manajer harus mengestimasi
jumlah dan waktu arus kas, menilai resiko investasi, dan
mempertimbangkan dampak proyek terhadap laba perusahaan. Para manajer
juga harus menetapkan tujuan dan prioritas dari investasi modal serta
harus mengidentifikasi beberapa kriteria dasar atas penerimaan dan
penolakan investasi yang diusulkan. Ada beberapa metoda yang digunakan
oleh manajer untuk menunjukan mana proyek yang harus diterima dan mana
yang harus ditolak, diantaranya adalah metoda non-diskonto dan metoda
diskonto.
A. Model Non-Diskonto
Model non diskonto adalah model yang mengabaikan nilai waktu dari uang.
1. Perioda Pengembalian
Perioda pengembalian (payback periods) adalah waktu yang dibutuhkan perusahaan untuk memperoleh kembali investasi awalnya.
Apabila arus kas dari suatu proyek diasumsikan tetap jumlahnya, maka rumus berikut dapat digunakan:
Perioda pengembalian = Investasi semula / Arus Kas Tahunan
Akan
tetapi, jika arus kas tidak tetap jumlahnya maka perioda pengembalian
dihitung dengan menambahkan arus kas tahunan sampai waktu ketika
investasi awal diperoleh kembali.
Salah
satu cara untuk menggunakan perioda pengembalian adalah dengan
menetapkan suatu perioda pengembalian maksimum pada seluruh proyek dan
menolak setiap proyek yang melewati tingkat ini. Dan perioda
pengembalian ini dapat digunakan sebagai ukuran dari resiko, dengan
pengertian bahwa semakin lama suatu proyek menghasilkan uang semakin
beresiko proyek tersebut.
Perioda
pengembalian dapat digunakan untuk memilih alternatif-alternatif yang
saling bersaing. Menurut pendekatan ini, investasi dengan perioda
pengembalian terpendek lebih disukai dari pada investasi dengan periode
pengembalian yang lebih panjang. Berikut adalah beberapa hal yang dapat
diambil oleh para manajer dengan menggunakan metoda non diskonto perioda
pengembalian:
a. Membantu mengendalikan resiko yang berhubungan dengan ketidakpastian arus kas masa depan.
b. Membantu meminimalkan dampak investasi terhadap masalah likuiditas perusahaan.
c. Membantu mengendalikan resiko keuangan.
d. Membantu mengandalikan pengaruh investasi terhadap ukuran kinerja.
Namun, penggunaan perioda pengembalian kurang dapat dipertahankan karena ukuran ini memiliki dua kelemahan utama, yaitu;
a. Mengabaikan kinerja investasi yang melewati perioda pengembalian
b. Mengabaikan nilai waktu uang.
2. Tingkat Pengembalian Akuntansi
Tingkat
pengembalian akuntansi merupakan model non diskonto kedua yang umum
digunakan. Tingkat pengembalian akuntansi mengukur pengembalian atas
suatu proyek dalam kerangka laba, bukan dari arus kas proyek.
Rumus perhitungan tingkat pengembalian akuntansi adalah sebagai berikut :
Tingkat pengembalian akuntansi : Laba rata-rata/Investasi awal atau rata-rata
Tidak ada komentar:
Posting Komentar